Di menit-menit akhir Porto vs Arsenal, Galeno menyepak si kulit bundar yang lantas meluncur mulus ke dalam gawang Arsenal. Itu adalah gol kelimanya di Liga Champions musim ini, yang kesemuanya lahir lewat sepakan kaki kanan.
Gol Galeno di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Kamis (22/2/2024) dini hari WIB, menjadi satu-satunya yang lahir di dalam pertandingan. Porto menang 1-0 melawan Arsenal.
Dengan tambahan gol tersebut, Galeno kini ikut meramaikan persaingan top skor Liga Champions. Dengan lima gol, winger Brasil dengan nama lengkap Wenderson Rodrigues do Nascimento Galeno itu menyamai koleksi gol Erling Haaland, Alvaro Morata, Antoine Griezmann, dan Rasmus Højlund. Sejauh ini tidak ada pemain lain yang melampaui kesuburan mereka berlima.
Yang menarik, menilik statistik situs UEFA.com, Galeno punya satu hal yang menonjol dibandingkan para pemain yang sudah mencetak lima gol lainnya. Galeno satu-satunya yang mencetak kelima golnya tersebut dengan kaki kanan.
Sebagai winger yang dimainkan di sektor kiri, Galeno memang lazim beraksi dengan menusuk masuk dari posisi mainnya itu lalu menembak dengan kaki kanan. Persis seperti aksinya ketika mencetak gol ke gawang Arsenal. Ketika menjamu Arsenal, Porto tampak menerapkan 4-5-1 ketika tidak menguasai bola. Tapi Francisco Conceição di sayap kanan dan Galeno di sayap kiri mampu merangsek secepat kilat ketika Porto menguasai bola.
Dengan lima golnya, Galeno layak disebut sebagai pemilik kaki kanan paling mematikan di Liga Champions 2023/2024 — paling tidak sejauh ini. Ada empat pemain lain yang sudah bikin 4 gol dengan kaki kanan, lebih sedikit satu dari Galeno, salah satunya Kylian Mbappe.
Kontribusi Galeno buat Porto juga bukan cuma lewat gol. BBC mencatat, pesepakbola 26 tahun itu sudah terlibat langsung dalam 8 gol di Liga Champions musim ini (5 gol, 3 assist). Tidak ada pemain lain yang melebihi Galeno.
Sepakan kaki kanan Galeno yang menjebol gawang Arsenal juga disebut BBC memunculkan rekor tersendiri. “Dengan waktu 93:22, tembakannya adalah gol penentu kemenangan di momen paling akhir yang tercatat di ajang ini (sejak 2003/2004, mengecualikan extra time).”