Dua pemain Indonesia All Stars Hany Budiarti dan Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi bertekad tampil optimal saat menghadapi Red Sparks di laga ekshibisi di Indonesia Arena GBK pada 20 April mendatang.
Hal itu diutarakan keduanya mengingat Indonesia merupakan tuan rumah pada pertandingan tersebut. Meski bertajuk laga persahabatan, Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) telah menyiapkan 14 pemain putri terbaiknya, yang menjadi kerangka timnas voli putri.
Di antara pemain yang dipanggil meliputi Wilda, Shella Bhernadeta Onnan, hingga Hany Budiarti. Dengan dilengkapi pemain-pemain terbaik, ekspektasi Timnas dapat mengimbangi Red Sparks tentu tinggi. Apalagi, Indonesia bermain di depan publik sendiri.
“Ya ada gengsi (jika kalah) tapi kita kan sudah lihat tim Korea dari dulu (memang) levelnya lebih di atas kita. Jadi kita mengambil pengalaman bermain dengan mereka, baik secara teknik dan taktisnya saja,” kata Hany saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, pada Jumat (22/3/2024).
“Soal target mungkin kita tidak bisa menargetkan untuk menang ya karena kita juga tidak ada persiapan apa-apa soal TC dan lain-lain. Kami targetnya bisa menampilkan permainan terbaik dan menghibur masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Senada dengan Hany, Wilda mengakui, kondisi itu menjadi beban tersendiri baginya untuk menampilkan performa terbaik.
“Itu benar sih (kalau kalah) dan jadi presure apalagi netizen-netizen Indonesia kan lumayan pedas kalau komentar ya. Apalagi jika kita tak sesuai ekspektasi mereka akan ada penghujatan. Walaupun sudah biasa tapi harus siap lah. Insyaallah lakukan yang terbaik,” kata Wilda, dalam kesempatan yang sama.
“Tetap lakukan yang terbaik tapi tetap hati-hati karena kita punya fokus lain setelah Red Sparks ini.”
Fokus lain yang dimaksudkan Wilda ialah menghadapi kompetisi bola voli Proliga 2024, sehingga tidak banyak waktu bagi para pemain Indonesia All Stars melakukan latihan bersama jelang pertandingan ekshibisi tersebut.
“Ya mau enggak mau harus siap ya karena kita juga tidak mau maksa pengurus dari klub kita masing-masing mengizinkan kita gabung. Sementara kita punya pelatih dan pengurus yang enggak bisa dinegosiasi,” Wilda menjelaskan.
“Kita cuma fokus ke Proliga, dikontrak untuk main di Proliga, jadi itu beban buat kita sih. Sementara nanti begitu main kita juga harus bisa satu tim komunikasi yang bagus. Itu yang paling susah sih,” ucapnya.