Fabio Quartararo akhirnya memutuskan bertahan di Yamaha usai meneken kesepakatan menguntungkan. Bos Aprilia Massimo Rivola mengkritik Quartararo.
Pebalap Prancis itu baru-baru ini memperpanjang kontraknya dengan Yamaha sampai akhir musim 2026. Kabarnya, Quartararo mendapatkan gaji 12 juta euro per musim (Rp 205,8 miliar) sehingga menjadikan dia sebagai pebalap berbayaran tertinggi di atas lintasan balap MotoGP.
Aprilia sempat menggelar pembicaraan dengan Quartararo sebelum menentukan masa depannya. Namun, pabrikan Italia itu pada prosesnya gagal mengamankan jasa El Diablo setelah hanya menawarkan gaji sebesar 4 juta euro saja semusimnya.
Alhasil tidak sedikit yang mempertanyakan ambisi mantan juara dunia MotoGP itu. Pasalnya, jika dibandingkan dengan Yamaha, Aprilia lebih kompetitif.
Pabrikan Italia itu mereguk total empat kemenangan sejak 2022, termasuk kemenangan di sprint race seri Portugal lalu. Sementara itu Yamaha belum menang lagi sejak Fabio Quartararo juara di Sachsenring dua tahun silam.
“Batas yang kami punya dalam hal finansial dalam kaitannya dengan gaji pebalap itu sangat berkaitan dengan performa motor. Jika seorang pebalap ingin juara, saya tidak tahu apakah uang seharusnya menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan itu,” ungkap Rivola kepada Autosport.
“Sebelum itu, saya kira lebih penting jika dia bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang dia ingin lakukan: apakah saya ingin cari duit atau apakah saya menginginkan sebuah proyek yang memungkinkan saya juara? Dan saya kira proyek Aprilia memungkinkan anda bersaing untuk merebut kemenangan.”
“Dan saya akan mengatakan lebih lanjut: Jika dia juara, uang tidak akan menjadi sebuah masalah. Namun, komitmennya harus saling menguntungkan,” Rivola menambahkan.